My scribbles

Monday, November 24, 2008

Zahratul Mutafattihah

Sujud di mihrab, istighfar di penghujung malam dan air mata munajat merupakan ciri khas orang mukmin.

Jika ahli dunia mengira bahwa syurganya terletak pada materi, wanita dan gedung yang mewah, maka sesungguhnya:

“Syurga mukmin terletak pada mihrabnya “

Sekalipun Allah telah menganugerahkan kepada manusia banyak hal yang diperbolehkan lagi halal dan mengecam sistem kerahiban akan tetapi orang mukmin mempunyai kesenangannya sendiri. Yaitu manakala ia menghadapkan diri kepada Tuhannya dengan jiwa yang bersih. Semua kesenangan yang diperbolehkan itu lenyap dan terkalahkan oleh kelazatan menghadap Tuhannya. Dia menjauhi banyak hal yang diperbolehkan itu agar kebersihan jiwanya terhindar dari pencemaran yang dapat mengeruhkan nuansa kejernihan ruhaniahnya.

Sikap tersebut telah dijalani oleh orang2 mukmin di masa lalu ketika kehidupan mereka masih sederhana dan juga telah dijalani oleh orang2 mukmin di masa sekarang, yaitu di masa peradaban yang sangat rumit ini.

Bahkan sesungguhnya peranan solat di masa peradaban yang sangat sulit ini, benar2 merupakan faktor yang dapat mengubah suasana menjadi penuh kesenangan. Hal tersebut dapat diredam oleh solat yang hanya memerlukan waktu beberapa saat sahaja, hingga merubah kehidupannya menjadi penuh ketenangan dan berhati lapang. Sebagaimana yang dikhabarkan oleh Mushtafa Shadiq ar Rafi’i melalui ungkapan berikut:

Betapa besar hikmah ALLAH yang telah memfardhukan kepada kita solat ini menjadi beberapa waktu hingga ruh kita tetap berhubungan denganNYA atau selalu siap berhubungan denganNYA. Betapapun lemah jiwa seseorang bila dibekali dengan ajaran agama, pasti dapat menguasai dirinya dan menyedari akan kewajiban menyembah Tuhannya. Dia berdiri di hadapan Tuhannya dengan perasaan takut dan mengakui segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan olehnya. Dan setelah dia menjiwai solat yang difardhukan atas dirinya itu, setiap kali ia mengerjakannya, ia sedar bahwa sesudahnya ada solat lain yang harus ia lakukan selama beberapa saat. Demikianlah ia akan selalu ingat dengan solatnya, dan ia menjalani hidupnya dalam satu pola yang tidak dapat dirubah atau diganti dengan tekad yang kuat dan jiwa yang suci, Sehingga betapapun lama masa hidupnya secara keseluruhan terasa olehnya seakan-akan sangat singkat mengingat tugas yang dijalaninya hanya memerlukan waktu beberapa saat”

Lamanya kehidupan ini bersifat relatif.

Ia terasa sangat lama, menakutkan lagi penuh dengan kegelapan bagi orang yang jahil.
Tetapi ia terasa sangat singkat , mudah lagi penuh dengan nuansa yang terang bagi orang yang mengerjakan solatnya.

Kehidupan orang jahil adalah kebekuan yang terus menerus.
Sedangkan kehidupan orang yang mengerjakan solat dipenuhi oleh gerakan untuk menambah nilai kebenaran atau meluruskan penyimpangan.

Dengan demikian bererti kamu menghayati solatmu, dan tiada yang didapat oleh seseorang dari solatnya melainkan apa yang ia hayati dalam solatnya. Dengan mengerjakan solat bererti engkau bergabung kembali dengan kaum mukminin dan memisahkan dirimu dari kaum yang suka menimbulkan kerusakan. Itulah gerakan keimanan, kerana sesungguhnya iman yang sebenarnya adalah yang menggerakkanmu untuk setia bersama golongan kaum mukminin dan medorongmu utk memisahkan diri dari golongan yang lain.

No comments: